Pada tanggal 8-9 Agustus kemaren Indonesia mengadakan festival Layang-Layang Internasional XV! acara yang bertema Langit Biru ini diadakan di Ancol dan diikuti oleh 10 Negara! ( Termasuk Perancis, Taiwan, Jepang, India, China, Swedia, Malaysia, Jerman, dan Kamboja) dan Tidak kurang dari 120 pelayang dari 15 propinsi di Indonesia sendiri. Peserta Festifal layang-layang internasional ini bisa mendaptar secara beregu ataupun perorangan.
Ada layangan tiga dimensi berbentuk jamur, becak, ondel-ondel, pemain ski, terjun payung, kuda terbang, perahu, ketupat, tokoh kartun, dan lainnya. Selain itu ada juga aneka lomba seperti lomba layang-layang dua dan tiga dimensi, serta lomba kemahiran mempertahankan penerbangan layangan segi enam (rokkaku) di udara. Lomba melukis di atas layangan
truz juga terdapat pameran layang-layang yang menampilkan ragam layangan tradisional Indonesia, memancing dengan layang-layang, dan memotret dari udara dengan layang-layang. Pada malam harinya iterdapat pertunjukkan penerbangan layang-layang malam hari dengan aneka warna lampu yang menghiasi layangan.
di Jepang sendiri festifal layang-layang ato takoage rutin digelar tiap tahun (biasanya pada saat liburan golden week). Materialnya sama dengan layang-layang di Indonesia, jalinan rangka bambu yang dilapisi kertas.
Setiap grup memakai seragam berbeda, membawa terompet dan drum untuk memberikan semangat, cukup sulit bertahan di udara yang terlihat sempit karena dipenuhi layang-layang berukuran raksasa. Benang layang-layang yang terbuat dari tali rami, ditarik dengan roda.
Ketika layang-layang sudah dalam posisi yang bagus, anak perempuan naik ke bahu ayahnya, kemudian ibunya naik ke bahu anggota tim layang-layang dan memegang benang layang-layang, terompet dan drum dibunyikan, dan semua tim berseru Oisho, Oisho.....sambil menarik benang layang-layang, ritual ini disimbolkan sebagai anak yang lahir kelak akan tinggi dan kuat bagai layang-layang.
Pada akhirnya layang-layang yang bertahan di udara hingga acara di tutup yang tampil sebagai pemenang.